Kamis, 24 Februari 2011

Nasihat Imam Khomeini untuk Seorang Muslim

Wahai sahabatku yang mengaku Muslim, dengarkan sabda Baginda Rasul berkenaan dengan seorang Muslim, “Orang Muslim adalah dia yang Muslim lain terbebas dari gangguan tangan dan lidahnya.” Mengapa kita—saya dan Anda—mengganggu, mengusik dan menyakiti orang yang derajatnya bawah kita, dengan berbagai cara? Mengapa kita tidak pernah jera berbuat aniaya terhadap mereka, bahkan merampas hak mereka tanpa dasar? Sampai-sampai, bila tangan kita sudah tidak dapat menjangkau mereka, kita melakukan gangguan terhadap mereka melalui lidah kita, dengan membongkar rahasia-rahasia dan menyingkap segala hal yang selama ini mereka sembunyikan, mengumpat di belakang mereka serta membuat tuduhan-tuduhan palsu terhadap mereka?

Semua ini berarti bahwa klaim keislaman kita—yang tidak pernah membuat saudara-saudara Muslim kita selamat dari gangguan tangan dan lidah kita—bertentangan dengan kenyataan hidup kita yang sebenarnya. Keadaan batin kita bertentangan dengan kenyataan lahiriah kita. Dan ini membuktikan bahwa kita termasuk golongan orang munafik dan bermuka dua.

Wahai jiwa penulis lembaran-lembaran yang hina ini, yang berpura-pura seakan-akan berpikir tentang cara keluar dari hari-hari gelap serta keselamatan dari kesengsaraannya! apabila kamu benar dan hatimu selaras dengan lidahmu, dan realitas batinmu cocok dengan penampilan lahiriahmu, maka mengapa engkau begitu lalai, hatimu begitu memburuk, dan nafsumu begitu kuat? Mengapa engkau tidak berpikir tentang perjalanan kematian yang sangat penuh dengan risiko?

Usiamu telah berlalu cepat, tetapi engkau belum melepaskan nafsu dan keinginanmu. Engkau telah menghabiskan hari-harimu untuk memuaskan hawa nafsu dalam kelalaian dan kesengsaraan. Saat kematianmu terus mendekat, sementara engkau masih terjerat dalam perilaku burukmu dan terbiasa dalam perbuatan tak senonohmu. Engkau adalah jiwamu, seorang pemberi nasihat yang tidak mengambil pelajaran dari nasihatnya sendiri. Engkau termasuk kaum munâfiqûn dan bermuka dua. Jika engkau terus menerus dalam keadaan tersebut, maka engkau akan di kumpulkan dengan dua lidah api dan dua wajah dari api.


Oh Tuhan, sadarkan kami dari serangan tidur pulas yang berlarut-larut ini, sadarkan kami kembali dari keaddaan mabuk dan kelalaian ini. Sinarilah hati kami dengan cahaya keimanan dan rahmatilah keadaan kami. Ulurkan tangan-Mu kepada kami, dan tolonglah kami supaya terlepas dari cakaran iblis dan hawa nafsu, demi hamba-hamba pilihan-Mu, Muhammad dan keluarganya yang suci, semoga shalawat Allah dilimpahkan atas mereka.[]  

YA RASULULLAH . . .

Assalamu 'alaika ya Rasulullah
Assalamu 'alaika ya Habiballah
Assalamu 'alaika ayyuhan Nabiyyu warahmatullahi wabarakatuh

Ya Rasulullah, pada detik-detik terkhir hidupmu suara paraumu kalah oleh teriakan sahabat2mu.
Ya Nabiyallah, dgn santun dan penuh kasih kau didik mereka.
Kau persembahkan semua yg kau miliki untuk mereka
Bemalam-malam kau terjaga. Kau berdiri lama, sampai bengkak2 telapak kakimu!
Kau basahi mukamu dan janggutmu dengan deraian air matamu.
Dan dalam doa2mu kau sebut2 umatmu, kau gumamkan kami.
Kau merintih dihadapan Allah yg Mahakasih,
kau berkali-kali memohon kebahagiaan bagi umatmu, bagi kami semua.
Seakan tak ada yg kau pikirkan sampai sat penghabisan, selain kebahagiaan kami sekalian.

Pada detik2 terakhir bibir sucimu bergetar sambil bersabda :
"I'tuni bishahifatin wa dawat, uktub lakum kitaban lan tadhilu ba'dahu abadan"

Sekarang, apa yg kami lakukan kepadamu?
Pada detik2 terakhir hidupmu, dengan demam yg mengguncang tubuhmu.
Kau hanya meminta satu dari kami, permintaan terakhir.
Bukan untuk kepentinganmu, bukan untuk keselamatanmu
Tapi untuk kepentingan umatmu, untuk keselamatan kami semua

Ya Nabiyallah, permohonan terakhirmu itu tidak kami penuhi.
Sahabat itu malah membentakmu. kami ribut bahkan menuduhmu "meracau!" di hadapan hadiratmu.
Dirumahmu yg suci, kami campakkan permohonanmu yg agung. Umat macam apakah kami ini,
Ya Rasul Allah! Maafkan kami ya Rauuf ya Rahiim!
Taburkanlah kasihmu pada kami, ya Nabiyyar Rahmah!

Kendalikan Naluri, Jangan Matikan

Allah menciptakan naluri dalam diri setiap manusia. Oleh karenanya, ia tidak boleh dimusnahkan. Yang harus dilakukan adalah mengendalikannya. Adanya naluri pada manusia merupakan sebuah keharusan untuk menjaga kelanjutan dan kesempurnaan generasi manusia.

Kita bisa membayangkan bagaimana jika tidak ada rasa lapar, maka manusia akan mati karena kekurangan nutrisi. Bagaimana jika tidak ada marah? Tanpa adanya ”marah” maka manusia mungkin tidak akan membela dirinya. Jika tidak ada kebutuhan biologis maka kita akan menyaksikan banyak generasi manusia akan terputus.

Tetapi untuk menyalurkannya harus melalui jalan yang benar. Naluri manusia dapat diibaratkan seperti tabung gas elpiji di rumah. Bila ia disalurkan ke kompor gas secara benar, maka akan hasilnya adalah pembakaran dan masaknya makanan. Namun, apabila disalurkan secara tidak benar, maka hasilnya adalah peledakan dan bahaya.

Menghias diri untuk menarik kaum pria bagi seorang wanita merupakan sebuah naluri. Bila naluri ini diterapkan di dalam rumah, maka akan memperindah dan meningkatkan kasih sayang. Namun, bila naluri ini diterapkan di jalan-jalan dan tempat umum, maka bisa-bisa akan menggoyahkan rumah tangga lainnya.

Selain itu, pemandangan-pemandangan jalanan semacam ini mungkin juga akan menerpa jiwa-jiwa para bujangan. Bagaikan api yang membakar dan melelehkan lilin, dan membisiki pikiran mereka untuk memerkosa. Akibatnya adalah banyaknya pelarian dari rumah, pengancaman, bunuh diri, perzinaan, depresi dan munculnya anak-anak haram.

Jadi tugas kita adalah mengendalikan naluri, bukan mematikannya. Menyalurkannya pada tempatnya akan memberikan manfaat. Sedang salah menggunakannya akan berakibat fatal, baik untuk diri kita sendiri ataupun orang lain.

Kalender Islam

Muharam Al-Haram
  • 10 Muharam: Wafatnya cucu Nabi, Sayidina Husain, beserta keluarga dan sahabat
  • 16 Muharam: Perubahan Kiblat
  • 25 Muharam: Wafatnya Imam Ali Zainal Abidin, Cicit Nabi saw.
Safar Al-Muzaffar
  • 1 Safar: Perang Siffin
  • 7 Safar: Wiladah Imam Musa Al-Kazhim
  • 8 Safar: Wafat Salman Al-Farisi Al-Muhammadi
  • 9 Safar: Perang Nahrawan
  • 10 Safar: Wafat Sayidah Sukainah binti Husain
  • 17 Safar: Syahadah Imam Ali Ar-Ridha
  • 20 Safar: Syahadah 40 Hari Imam Husain bin Ali (Arbain)
  • 28 Safar: Wafat Nabi Muhammad dan Wafat Imam Hasan bin Ali
Rabiul Awal
  • 1 Rabiul Awal: Hijrah Menuju Madinah
  • 8 Rabiul Awal: Syahadah Imam Hasan Al-Askari
  • 9 Rabiul Awal: Idul Zahra
  • 15 Rabiul Awal: Pembangunan Masjid Pertama (Quba)
  • 17 Rabiul Awal: Kelahiran Nabi Muhammad dan Imam Ja’far
Rabiul Akhir
  • 8 Rabiul Akhir: Kelahiran Imam Hasan Al-Askari
  • 10 Rabiul Akhir: Wafatnya Fatimah Al-Ma’sumah
  • 28 Rabiul Akhir: Perang Hunain
Jumadil Awal
  • 5 Jumadil Awal: Kelahiran Zainab binti Ali, Cucu Rasulullah saw.
  • 15 Jumadil Awal: Kelahiran Imam Ali Zainal Abidin
  • 22 Jumadil Awal: Harbul Jamal (Perang Unta)
Jumadil Akhir
  • 1 Jumadil Akhir: Awal Wahyu
  • 3 Jumadil Akhir: Wafat Fatimah Az-Zahra, Putri Nabi saw.
  • 13 Jumadil Akhir: Wafat Fatimah binti Hazm (Ummul Banin)
  • 20 Jumadil Akhir: Wafat Fatimah Az-Zahra, Putri Nabi saw.
  • 21 Jumadil Akhir: Wafat Zainab binti Ali, Cucu Rasulullah saw.
Rajab Al-Murajab
  • 1 Rajab: Kelahiran Imam Muhammad Al-Baqir as.
  • 3 Rajab: Wafat Imam Ali Al-Hadi as.
  • 5 Rajab: Kelahiran Imam Ali Al-Hadi as.
  • 10 Rajab: Kelahiran Imam Muhammad Al-Jawad as.
  • 13 Rajab: Kelahiran Imam Ali bin Abi Thalib as.
  • 20 Rajab: Kelahiran Sukainah binti Husain
  • 22 Rajab: Hari Nazar
  • 25 Rajab: Wafat Imam Musa Al-Kazhim as.
  • 27 Rajab: Israk Mikraj
  • 28 Rajab: Perjalanan Imam Husain Menuju Karbala
Syakban Al-Muazzam
  • 3 Syakban: Kelahiran Imam Husain bin Ali
  • 4 Syakban: Kelahiran Abbas bin Ali
  • 5 Syakban: Kelahiran Imam Ali Zainal Abidin
  • 15 Syakban: Kelahiran Imam Mahdi (Nishfu Syakban)
Ramadan Al-Mubarak
  • 10 Ramadan: Wafat Ummul Mukminin Khadijah
  • 15 Ramadan: Kelahiran Imam Hasan bin Ali, Cucu Nabi saw.
  • 17 Ramadan: Perang Badr
  • 19 Ramadan: Malam Penyerangan terhadap Imam Ali bin Abi Thalib
  • 21 Ramadan: Wafat Imam Ali bin Abi Thalib as.
  • 23 Ramadan: Malam Lailatul Kadar
Syawal Al-Mukaram
  • 1 Syawal: Idul Fitri
  • 2 Syawal: Perang Khandaq
  • 8 Syawal: Penghancuran Pemakaman Baqi Tahun 1925
  • 9 Syawal: Pernikahan Sayidah Khadijah
  • 14 Syawal: Perang Uhud, Wafat Sayidina Hamzah
  • 25 Syawal: Wafat Imam Ja’far Ash-Shadiq as.
Zulkaidah
  • 1 Zulkaidah: Kelahiran Fatimah Al-Ma’sumah
  • 11 Zulkaidah: Kelahiran Imam Ali Ar-Ridha as.
  • 25 Zulkaidah: Dahwul Ardh (Hari Bumi Umat Islam)
  • 29 Zulkaidah: Wafat Imam Muhammad Al-Jawad as.
Zulhijah
  • 1 Zulhijah: Pernikahan Sayidah Fatimah dengan Imam Ali as.
  • 5 Zulhijah: Wafat Abu Dzar Al-Ghifari
  • 7 Zulhijah: Wafat Imam Muhammad Al-Baqir as.
  • 9 Zulhijah: Wafat Muslim bin Aqil, Hari Arafah
  • 10 Zulhijah: Idul Adha
  • 18 Zulhijah: Idul Ghadir
  • 22 Zulhijah: Wafat Putra-Putra Muslim bin Aqil
  • 24 Zulhijah: Yaumul Mubahalah, Kisah Cincin (Ayat Al-Wilayah)
  • 25 Zulhijah: Turunnya Ayat Surah Al-Insân
  • 27 Zulhijah: Wafat Maitsam bin At-Tammar

Sumber : http://ejajufri.wordpress.com/quran-dan-hadis/kalender-islam/